assalamualaikum...
teman-teman ,beberapa hari lagi nih kan kita dah mau masuk bulan syakban , dan sebentar lagi kita akan memasuki bulan Suci Ramadhan . apa yang sudah kita siapkan untuk menyaambut bulan suci ini??
1hal yang pasti kita lakukan, adalah selalu berdoa sama Allah semoga kitia dan keluarga, teman-teman dan saudara tercinta bisa bertemu dengan ramadhan tahun ini hingga nanti meraih kemenangan di Syawal .
Do’a Bulan Rajab dan Sya’ban menyambut Ramadhan
اللهم بارك لنا فى رجب و شعبان وبلغنا رمضان
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”
Yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan
sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
Kelebihan Bulan Rajab
Beberapa hadis Rasulullah saw menunjukkan kelebihan bulan rajab:
1.Hendaklah kamu memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakan kamu
dengan seribu kemuliaan di hari Qiamat.
2.Bulan Rajab bulan Allah, bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadhan bulan
umatku.
3.Kemuliaan Rajab dengan malam Isra’ Mi’rajnya, Sya’ban dengan malam
nisfunya dan Ramadhan dengan Lailatul-Qadarnya.
4.Puasa sehari dalam bulan Rajab mendapat syurga yang tertinggi
(Firdaus).Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya.
5.Puasa 3 hari pada bulan Rajab, dijadikan parit yang panjang yang
menghalangnya ke neraka (panjangnya setahun perjalanan).
6.Puasa 7 hari pada bulan Rajab, ditutup daripadanya 7 pintu neraka.
7.Puasa 16 hari pada bulan Rajab akan dapat melihat wajah Allah di dalam
syurga, dan menjadi orang yang pertama menziarahi Allah dalam syurga.
8.Kelebihan bulan Rajab dari segala bulan ialah seperti kelebihan Al-Quran
keatas semua kalam (perkataan).
9.Puasa sehari dalam bulan Rajab seumpama puasa empat puluh tahun dan
iberiminum air dari syurga.
10.Bulan Rajab Syahrullah (bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang
meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya. Puasa dalam bulan Rajab, wajib bagi
yang ber puasa itua.Diampunkan dosa-dosanya yang lalu. Dipelihara Allah umurnya
yang tinggal.Terlepas daripada dahaga di akhirat.
11.Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan pada akhirnya, seperti puasa
sebulan pahalanya.
12.Siapa bersedekah dalam bulan Rajab, seperti bersedekah seribu dinar,dituliskan
kepadanya pada setiap helai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat
seribu derjat, dihapus seribu kejahatan -
“Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab/ Isra Mi’raj akan mendapat
pahala seperti 5 tahun berpuasa.”
- “Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat
kemuliaan di sisi ALLAH SWT.” “Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada
tgl 1, 2, dan 3 Rajab, maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun
berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat.”
- “Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, permintaannya akan
dikabulkan.”
- “Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh
pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan
delapan pintu syurga.”
- “Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulanini, maka ALLAH akan
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya
dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah(hari-hari puasa) maka ALLAH
akan menambahkan pahalanya.”
Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai
yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum
dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk
siapakan sungai ini ?”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah
untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini”. Dalam sebuah
riwayat Tsauban bercerita : “Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW
melalui sebuah kubur,lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat
sedih, kemudian beliau berdoa kepada ALLAH SWT.
Lalu saya bertanya kepada beliau: “Ya Rasulullah mengapakah engkau
menangis?” Lalu beliau bersabda : “Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa
dalam kuburnya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa ke
atas mereka”. Sabda beliau lagi: “Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya mereka ini
mau berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya
mereka tidak akan disiksa di dalam kubur”.
Tsauban bertanya: “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan
beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa
kubur?” Sabda beliau: “Wahai Tsauban, demi ALLAH Zat yang telah mengutus saya
sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari
dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat karena ALLAH,
kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan
sholat malam satu tahun.”
Sabda beliau lagi: “Sesungguhnya Rajab adalah bulan ALLAH, Sya’ban adalah
bulan aku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada
dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan
orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Maka
sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus bagi
mereka.”
Amalan dan Dzikir Di Bulan Rajab
Di bulan Rajab terdapat amalan khusus dan amalan umum. Amalan khusus adalah
amalan yang dilakukan pada hari atau malam tertentu di bulan Rajab. Adapun
amalan umum adalah amalan yang dilakukan selama di bulan Rajab. Amalannya
sebagai berikut:
Pertama: Rasulullah saw juga bersabda: “Bulan Rajab adalah
bulan permohonan pengampunan bagi ummatku, maka hendaknya mereka memperbanyak
istighfar di dalamnya.” Yakni:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya
Kedua: Dalam suatu riwayat disebutkan: Bagi yang tidak mampu
berpuasa agar memperoleh pahala puasa di bulan Rajab, maka hendaknya setiap
hari ia membaca tasbih berikut 100 kali:
سُبْحَانَ اْلاِلَهِ الْجَلِيلِ، سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ
إِلاَّ لَهُ، سُبْحَانَ اْلأَعَزِّ اْلاَكْرَمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ
وَهُوَ لَهُ اَهْلٌ
Subhânal ilâhil jalîl, subhâna Man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lahu, subhânal
a’azzil akram, subhâna Man labisal ‘izzi wa huwa lahu ahlun.
Mahasuci Tuhan Yang Maha Agung, Mahasuci yang tak layak bertasbih kecuali
kepada-Nya, Mahasuci Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Mahasuci Yang Menyandang
keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya.
Ketiga: Membaca:
يَا ذَا الْجَلالِ وَاْلاِكْرَامِ، يَا ذَا النَّعْمَاءِ وَالْجُودِ، يَا ذَا
الْمَنِّ وَالطَّوْلِ، حَرِّمْ شَيْبَتِي عَلَى النَّارِ
Yâ Dzal jalâli wal-ikrâm, yâ Dzan na’mâi wal-jûd, yâ Dzal manni wath-thawl,
harrim syaibatî `alan nâri.
Wahai Yang Maha Agung dan Maha Mulia, wahai Pemilik kenikmatan dan
kedermawanan, wahai Pemilik anugerah dan karunia, selamatkan putihnya rambutku
dari api neraka.
Keempat: Rasululah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di
bulan Rajab Istighfar berikut sebanyak 100 kali dan mengakhirnya dengan
bersedekah, Allah akan mengakhirinya dengan rahmat dan maghfirah. Barangsiapa yang
membacanya 400 kali, Allah memcatat baginya pahala 100 syuhada’:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ لا اِلهَ إِلاّ هُوَ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ وَاَتُوبُ
اِلَيْهِ
Astaghfirullâha lâilaha illa Huwa wahdahu lâ syarîkalah, wa atûbu ilayh.
Aku memohon ampun kepada Allah, tiada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Esa, Yang
tiada sekutu bagi-Nya, aku bertaubat kepada-Nya.”
Kelima: Membaca Lailâha illallâh (1000 kali).
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca di bulan Rajab Lâilâha
illallâh sebanyak seribu kali , Allah mencatat baginya seratus ribu kebaikan
dan membangunkan baginya seratus kota di surga.”
Keenam: membaca Astaghfirullâh wa atûbu ilayh, pagi dan sore
sebanyak (70 kali), dan diakhiri dengan membaca doa:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لي وَتُبْ عَلَيَّ
Allâhummaghfirlî wa tub `alayya
Ya Allah, ampuni aku dan bukakan pintu taubat bagiku.
Dalam suatu hadis dikatakan: Barangsiapa yang membaca Istighfar pagi dan
sore sebanyak 70 kali dan kemudian diakhiri dengan doa tersebut dengan
mengangkat tangannya, jika ia mati di bulan Rajab matinya diridhai oleh Allah
dan tidak disentuh oleh api neraka karena berkah bulan Rajab.
Ketujuh: membaca istighfar berikut sebanyak seribu kali agar
diampuni dosanya oleh Allah Yang Maha Penyayang:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ ذَا الْجَلالِ وَالاِْكْرامِ مِنْ جَميعِ الذُّنُوبِ
وَالاثامِ
Astaghfirullâha Dzal jalâli wal-ikrâm min jamî`idz dzunûbi wal-âtsâm
Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia dari semua dosa dan
kesalahan.
Kedelapan: membaca Surat Al-Ikhlash sebelas ribu kali atau
seribu kali atau seratus kali.
Dalam suatu riwayat dikatakan: “Barangsiapa yang membaca Surat Al-Ikhlash
seratus kali pada hari Jum’at bulan Rajab, ia akan memperoleh cahaya yang
mengantarkan ke surga.”
Kesembilan: Dalam suatu hadis disebutan: “Barangsiapa yang
berpuasa sehari di bulan Rajab, dan melakukan shalat sunnah empat rakaat (2
kali salam). Rakaat pertama setelah Fatihah membaca ayat Kursi seratus kali,
dan rakaat kedua setelah Fatihah membaca Surat Al-Ikhlash dua ratus kali, maka
saat matinya ia akan menyaksikan tempatnya di surga atau diperlihatkan
kepadanya.”
Kesepuluh: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan
shalat sunnah empat rakaat (2 kali salam) pada hari Jum’at di bulan Rajab
antara shalat Zuhur dan Ashar; setiap rakaat setelah Fatihah membaca ayat Kursi
tujuh kali dan Surat Al-Ikhlash, kemudian sesudah salam membaca
Astaghfirullâhalladzî lâilâha illâ Huwa wa as-aluhut tawbah (10 kali), Allah
mencatat baginya dari hari itu (hari ia melakukan shalat) sampai hari
kematiannya setiap hari seribu kebaikan; memberinya untuk setiap ayat yang ia
baca satu kota di surga dari yaqut merah; untuk setiap hurufnya satu istana di
surga dari mutiara; diberinya pasangan bidadari dan diridhai tanpa sedikitpun
murka; dan Allah mencatatnya sebagai orang-orang ahli ibadah, dan mengakhiri
hidupnya dengan kebahagiaan dan pengampunan yang terbaik.”
Kesebelas: Puasa tiga hari: hari kamis, Jum’at dan Sabtu.
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa pada Kamis, Jum’at dan
Sabtu di bulan-bulan yang mulia, Allah mencatat baginya ibadah sembilan ratus
tahun.”
Kedua belas: Shalat enam puluh rakaat selama bulan Rajab; setiap
malam dua rakaat, setiap rakaat setelah Fatihah membaca Surat Al-Kafirun (3
kali) dan Surat Al-Ikhlash (sekali). Sesudah salam membaca doa berikut sambil
mengangkat tangan:
لا اِلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، يُحْيي وَيُميتُ، وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ
عَلى كُلِّ شَيْيء قَديرٌ، وَاِلَيْهِ الْمَصيرُ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاّ
بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظيمِ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد النَّبِيِّ
الاُْمِّيِّ وَآلِهِ
Lâilaha illallâhu wahdahu lâ syarîkalah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyî
wa yumît, wa Huwa hayyun lâ yamût, biyadihil khayr wa Huwa ‘alâ kulli syay-in
qadîr, wa ilayhil mashîr, walâ hawla wala quwwata illâ billahil `aliyyil
`azhîm. Allahumma shalli `alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa âlihi.
Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kekuasaan dan pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia Yang
Hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu, kepada-Nya kembali segalanya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
Allah Yang Tinggi dan Maha Agung. Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad
Nabi yang ummi dan keluarganya.
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa orang yang melakukan amalan tersebut Allah
mengijabah doanya dan memberinya enam puluh pahala haji dan umrah.
Ketiga belas: Rasulullah saw bersabda: “orang yang membaca Surat
Al-Ikhlash (100 kali) dalam shalat sunnah dua rakaat di malam bulan Rajab,
nilainya sama dengan berpuasa seratus tahun di jalan Allah, dan memberinya
seratus istana di surga, setiap istana bertetangga dengan para Nabi (as).”
Keempat belas: Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata bahwa Rasulullah
saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca setiap hari dan malam di bulan Rajab,
Sya’ban dan Ramadhan Surat Al-Fatihah, ayat Kursi, Surat Al-Kafirun,
Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing (3 kali), kemudian membaca
masing-masing (3 kali):
سُبْحانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلا اِلهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ،
وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظيمِ
Subhânallâhi wal-hamdulillâhi, wa lâilâha illallâh wallâhu akbar, walâ
hawla walâ quwwata illâ billâhil `aliyyil `azhîm.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha
Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha
Agung
اَللّـهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد
Allâhumma shalli `alâ Muhammadin waâli Muhammad
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
اَللّـهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤمِنينَ وَالْمُؤمِناتِ
Allâhummaghfir lil-mu’minîna wal-mu’minât
Ya Allah, ampuni kaum mukminin dan mukminat
Kemudian membaca istighfar berikut (400 kali):
اَسْتَغْفِرُ اللهَ وَاَتُوبُ اِلَيْهِ
Astaghfirullâha wa atûbu ilayh
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya,
maka Allah swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya walaupun sebanyak
tetesan hujan, daun-daun pepohonan, dan buih di lautan.”
Keutamaan di Bulan Sya’ban
Sya’ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab
yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban
sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,
karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan.
Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai
keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik
sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.
Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki
berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai
mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita
dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana
kemuliaan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda,
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين
رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا
صائم — حديث صحيح رواه أبو داود النسائي
”Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya
antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya
amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam
keadaan sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW
tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban.
Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab
dan Ramadhan.
Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak
berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT. Pada bulan ini,
sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat
(pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan
dari siksaan api neraka).
Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan
mengadakan shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara biasanya
menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturrahim melalui
pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili dan
kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parcel di
antara umat Islam.
Karena, di kalangan umat Islam Nusantara, bulan Sya’ban dinamakan sebagai
bulan Ruwah, maka tradisi saling kirim parcel makanan ini dinamakan
sebagai Ruwahan. Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan dan mempererat ikatan
silaturrahim kepada sesama Muslim.
Nishfu Sya’ban
Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriyah. Keistimewaan bulan
ini terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nishfu Sya’ban.
Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan
Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban.
Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan
keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia
kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang
digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh
dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan
Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan
pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian,
pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai
penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan
Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke
hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam
pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan
pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu
saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban
merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari sini, umat
Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan
memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan. semoga bermanfaat , salam ukhuwah !